Senin, 15 Juli 2013

PERINTAH BERSHALAWAT ATAS NABI SAW DAN FADHILAH-FADHILAHNYA


Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarakaatuh ...






PERINTAH BERSHALAWAT ATAS NABI SAW DAN FADHILAH-FADHILAHNYA

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ نَوَيْتُ بِالصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِمْتِثَالاً ِلأَمْرِكَ وَتَصْدِيْقًا لِنَبِيِّكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَمَحَبَّةً فِيْهِ وَشَوْقًا إِلَيْهِ وَتَعْظِيْمًا لِقَدْرِهِ وَلِكَوْنِهِ أَهْلاً لِذَلِكَ ، فَتَقَبَّلْهَا مِنِّيْ بِفَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ ، وَأَزِلْ حِجَابَ اْلغَفْلَةِ عَنْ قَلْبِيْ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ . وَوَفِّقْنِيْ لِقِرَائَتِهَا عَلَى الدَّوَامِ بِجَاهِهِ عِنْدَكَ .اَللَّهُمَّ زِدْهُ شَرَفًا عَلَى شَرَفِهِ الَّذِي أَوْلَيْتَهُ ، وَعِزًّا عَلَى عِزِّهِ الَّذِي أَعْطَيْتَهُ وَنُوْرًا عَلَى نُوْرِهِ الَّذِي مِنْهُ خَلَقْتَهُ ، وَأَعْلِ مَقَامَهُ فِي مَقَامَاتِ الْمُرْسَلِيْنَ وَدَرَجَتَهُ فِي دَرَجَةِ النَّبِيِّيْنَ ، وَأَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَرِضَاهُ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ مَعَ اْلعَافِيَةِ الدَّائِمَةِ وَالْمَوْتَ عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَكَلِمَتَيِ الشَّهَادَةِ عَلَى تَحْقِيْقِهَا مِنْ غَيْرِ تَغْيِيْرٍ وَلاَ تَبْدِيْلٍ ، وَاغْفِرْ لِيْ مَا ارْتَكَبْتُهُ بِمَنِّكَ وَفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ .

Artinya:
”Ya Allah, sesungguhnya aku niat dengan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad sebagai bentuk menjalankan perintah-Mu, membenarkan Nabi-Mu Nabi Muhammad, sebagai wujud cinta dan rindu kepadanya, sebagai pengagungan bagi ketinggian pangkatnya karena beliau pantas menerimanya.
Maka terimalah shalawatku ini dengan anugrah dan ihsan-Mu.
Hilangkanlah tabir kelalaian yang mendindingi hatiku.
Jadikanlah aku dalam kelompok hamba yang shalih.
Berikanlah aku kekuatan untuk selalu membaca shalawat dengan pangkat Nabi Muhammad di sisi-Mu.
Ya Allah, tambahkanlah kepada beliau kemuliaan atas kemuliaan yang Kau anugrahkan, keagungan yang Kau berikan kepadanya dan cahaya atas cayaha yang Kau ciptakannya.
Tinggikanlah kedudukannya dan pangkatnya pada pangkat para Rasul dan para Nabi.
Aku meminta keridhaan-Mu dan keridhaannya Wahai Tuhan semesta alam untuk mendapatkan afiat yang senantiasa, meninggal atas mengamalkan al-Qur’an dan sunnah, berada dalam kelompok terbanyak dan atas dua kalimat syahadat dalam arti yang sebenarnya tanpa perubahan dan pergantian.
Ampunilah dosa-dosaku dengan anugrah-Mu, keutamaan-Mu, kemurahan-Mu dan kedermawanan-Mu Wahai Yang paling memiliki kedermawanan.”


Tulisan ini merupakan penggalan dari sebuah karya berupa buku dengan judul :

فَاتِحُ اْلأَسْرَارِ وَمُفَرِّجُ الْهُمُوْمِ وَاْلأَغْيَار

فِي فَضَائِل ِاَحَدَ عَشَرَ صَلَوَاتٍ عَلَى النَّبِيّ الْمُخْتَار
اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجمَْعِيْنَ

Alloohumma sholli alaa sayyidina Muhammad. Wa alaa aalihi washohbihi ajma’iin.

Ya Alloh limpahkanlah rahmat atas Baginda kita, Nabi Muhammad dan atas keluarga dan sahabatnya semua.

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا محَُمَّدٍ

Alloohumma sholli alaa sayyidina muhammad.

Ya Alloh limpahkanlah rahmat atas Baginda kita Nabi Muhammad.

صَلَّى الله عَلَى محَُمَّدٍ ………
Shollallooh alaa Muhammad…

Semoga Alloh melimpahkan rohmat atas Nabi Muhammad

صَلَّى الله عَلَى محَُمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم.

SHOLLALLOOH ‘ALAA MUHAMMAD SHOLLALLOOH ALAIHI WASALLAM

Semoga Alloh melimpahkan rahmat atas Nabi Muhammad dan semoga Alloh melipahkan keselamatan baginya.

Saudaraku, perkenankan penulis sedikit akan menyampaikan pengertian setentang Shalawat Atas Nabi SAW seperti berikut:
Shalawat merupakan lafadh jama’ dari kata shalat.
Shalawat merupakan bahasa (lughat) arab, yang artinya adalah do’a, rahmat dari Allah SWT, memberi berkah, dan ibadah. Kalau Shalawat itu dilaksanakan oleh seorang hamba kepada Allah SWT, maka maksudnya adalah bahwa hamba itu menunaikan ibadah atau hamba itu berdo’a (memohon kepada-Nya).

Tetapi kalau Allah SWT bershalawat atas hambanya, maka shalawat dalam hal ini artinya adalah bahwa Allah SWT mencurahkan rahmat-Nya (Allah melimpahkan berkah-Nya). Dengan demikian maka shalawat Allah SWT kepada hamba-Nya dibagi dua yaitu: Shalawat Khusus dan Shalawat Umum. Shalawat Khusus ialah shalawat Allah kepada Rasul-Nya, para Nabi-Nya, istimewa shalawat-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat Umum ialah shalawat Allah kepada hamba-Nya yang mukmin. Dan yang terpenting harus diketahui bahwa arti perkataan Shalawat Allah kepada Nabi Muhammad SAW, ialah memuji Muhammad, melahirkan keutamaan dan kemuliaannya serta memuliakan dan memperdekatkan Muhammad itu kepada diri-Nya.

Adapun pengertian kita bershalawat atas Nabi SAW ialah : mengakui kerasulannya, serta memohon kepada Allah SWT melahirkan keutamaan dan kemuliaannya. Melahirkan keutamaan dan kemuliaannya adalah dengan melahirkan agama yang dibawa Muhammad diatas segala agama yang lain dan melahirkan kemuliaannya diatas kemuliaan Nabi-Nabi yang lain. Sementara pengertian shalawat Malaikat kepada Nabi SAW adalah memohon kepada Allah SWT supaya Allah mencurahkan perhatiannya kepada Nabi (kepada perkembangan agama) agar meratai alam semesta yang membentang luas ini. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bershalawat itu artinya: yaitu kalau Allah berarti memberi rahmat. Kalau dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdo’a supaya diberi rahmat.

Sekarang sebuah pertanyaan, apakah Nabi SAW memperoleh manfaat dari pembacaan shalawat yang dilakukan oleh umatnya? Menjawab pertanyaan tersebut seorang pengarang dari Kitab terkenal “JAWAHIRUL MA’AANI”, beliau adalah : Abul Abbas at-tijaani ra berkata : Ketahuilah, bahwa Nabi SAW itu sama sekali tidak membutuhkan kepada shalawat pada pahala amal umatnya yang dihadiahkan mereka kepadanya.

Hal ini tidak lain disebabkan oleh kemurahan Tuhan-Nya yang sangat berlimpah kepadanya, sehingga beliau (Nabi SAW) tidak lagi memerlukan tambahan dari selain-Nya.

· Perhatikan Firman Allah SWT :

“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” (QS. Al-Dhuha : 5)

· Dan Firmannya :

“Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.” (QS. An-Nisa :113)

”Sekurang-kurang (kata Abul at-Tijaani ra.) ganjaran yang akan diperoleh Nabi SAW itu adalah bahwa dari sejak beliau diutus sampai tiba Hari Kiamat, atas semua pahala amal tiap–tiap umatnya, beliau pun mendapatkan bagian yang sama tanpa dikurangi sedikitpun.”

Saudaraku, simak penyataan Imam Sahl bin Sulaiman yang berkata :
”Kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan Firman-Nya :
Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya memberikan shalawat kepada Nabi, adalah lebih sempurna daripada kemuliaan yang diberikan-Nya kepada Nabi Adam Alaihissalam dengan menyuruh para Malaikat untuk bersujud kepadanya.
Karena, tidak mungkin Allah akan melakukan penghormatan itu bersama para Malaikat-Nya.
Allah telah memberitahukan tentang diri-Nya yang telah bershalawat atas Nabi SAW, kemudian para Malaikat-Nya yang juga bershalawat atas beliau SAW.
Jadi, penghormatan yang muncul dari Allah SWT tentu lebih sempurna daripada penghormatan yang hanya dilakukan oleh para Malaikat sendiri tanpa Allah ikut serta bersama mereka.
Demikian perkataan Imam Sahl bin Sulaiman.

Sementara dalam tafsir Fakhrur-Razi disebutkan :
”Jika dikatakan bahwa, apabila Allah SWT dan para Malaikat-Nya telah memberikan shalawat kepada Nabi SAW, maka apa perlunya lagi kita bershalawat ? Kami katakan :
Shalawat atas Nabi SAW itu bukan karena beliau membutuhkannya, bahkan shalawat para Malaikat pun tidak dibutuhkannya setelah adanya shalawat dari Allah kepanyanya itu. Namun, itu adalah untuk menampakkan kebesaran Nabi SAW, sebagaimana Allah SWT telah mewajibkan atas kita berdzikir menyebut nama-Nya, padahal pasti Dia (Allah SWT) tidak membutuhkan kepada itu semua, namun itu adalah untuk menampakkan kebesaran-Nya dan sebagai belas kasihan kepada kita supaya dengan adanya dzikir itu, Dia (Allah SWT) beri kita pahala.”

Saudaraku, setelah kita mengetahui kesemuanya itu, hendaklah kita jadikan shalawat kita kepada Rasulullah SAW itu sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT kepada kita. (yaitu bershalawatlah kepada Nabi SAW dan ucapkan salam penghormatan kepadanya).
Dengan demikian, akan menjadi besarlah bagian kita disisi-Nya Dan hendaklah pula kita memperbanyak mengucapkan shalawat serta menekuninya, sebab banyak membaca shalawat itu menunjukkan kecintaan, karena bila seseorang mencintai sesuatu tentu ia akan banyak menyebutnya.
Terlepas dari kesemuanya itu, bukankah ada Hadist yang menyebutkan bahwa : Tidak sempurna iman seseorang sampai aku (Nabi SAW) lebih ia cintai melebihi kecintaannya kepada orang tuanya, anak-anaknya, dan manusia semuanya? Sekarang kita tanya kepada diri kita sendiri, sudah sempurnakah iman kita ? Sudahkan kita mencintai Allah SWT, mencintai Rasul-Nya melebihi cinta kita kepada orang tua kita, kepada istri (suami) kita, anak-anak kita bahkan kecintaan kita kepada diri kita sendiri ?

Saudaraku sesama muslim, shalawat adalah merupakan rangka Iman dan Islam. Sidang pembaca yang budiman, agar kita benar-benar dapat mengetahui secara jelas kalau shalawat itu merupakan suatu rangka Iman dan Islam, perhatikan Firman Allah SWT dan Hadist-hadist Rasulullah SAW berikut ini :

· Firman Allah SWT didalam kitab suci Al-Qur’an :

”Sesungguhnya Allah dan Malaikat–Malaikat – Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS. Al-Ahzab : 56)

· Firman Allah SWT :

”Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan Malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang).”
(QS. Al-Ahzab : 43)

· Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Bershalawatlah kamu kepadaku, karena shalawat itu menjadi zakat (penghening jiwa pembersih dosa) bagimu.”
(HR. Ibnu Murdawaih)

Dari Abu Hurairah r.a. :

”Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :
Janganlah kamu menjadikan rumah-rumahmu sebagai kubur dan janganlah kamu menjadikan kuburku sebagai persidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu sampai kepadaku dimana saja kamu berada.”
( HR. An-Nasai, Abu Daud dan Ahmad serta dishahihkan oleh An-Nawawi).

Saudaraku, dalam surat Al-Ahzab ayat 56 mengemukakan dengan jelas dan tegas sekali bahwa bershalawat atas Nabi SAW adalah suatu rangka Iman dan Islam yang wajib disempurnakan oleh seluruh kaum muslimin dengan sepenuh minat, cermat dan seksama dan sebenar-benarnya.
Jadi jelaslah bahwa shalawat adalah merupakan tugas beragama dan yang merupakan ibadah. Oleh karena itu kita sebagai insan–insan beriman, sebagai umat, yaitu untuk benar-benar melaksanakannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW yaitu kapan saja dan dimana saja untuk mendawamkan (melangggengkan) membaca shalawat.
Kemudian kapan dan dimana waktu–waktu untuk bershalawat itu?
Sesuai Hadist-hadist Nabi SAW yang mengemukakan mengenai tempat dan waktu– waktu yang dituntut kita agar membaca shalawat adalah seperti berikut :

· Ketika akan masuk dan keluar masjid :

”Dengan nama Allah, wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad SAW.”
(HR. Ibnu Sunny)

· Sesudah Adzan.

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :
Apabila kamu mendengar Mu’adzin yang menyerukan adzan, maka jawablah dengan bacaan yang sama ia baca. Setelah selesai maka bershalawatlah kamu kepadaku.”
(HR. Iman Ahmad dan Muslim).

· Sesudah membaca Tasyahhud Akhir :

Bersabda Rasulullah SAW :
”Jika salah seorang dari kamu bertasyahhud dalam shalat, maka hendaklah ia membaca : Allahumma Shalli ala Muhammadin Wa alaa aali Muhammad kamaa shallaita wabaarahta watarahh anta alaa Ibrahim wa aali Ibraahim innaka hamiidun majid.”
(HR. Baihaqi).

· Dipermulaan do’a dan akhir do’a :

Bersabda Rasulullah SAW :
”Sesungguhnya do’a itu berhenti antara langit dan bumi, tidak naik barang sedikit juga dari padanya sehingga engkau bershalawat atas Nabimu.”
(HR. Turmudzi).

· Diakhir Qunut dan dihari Jum’at :

Bersabda Rasulullah SAW :
”Perbanyaklah olehmu membaca shalawat dimalam hari Jum’at dan siangnya karena shalawat itu dipintakan kepadaku.” (HR. Thabrani).

· Disukai kita mengakhiri qunut dengan shalawat (bershalawat diakhir qunut, dengan lafadh)

”Dan semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Muhammad.”
(HR. An-Nasai).

· Ketika Berziarah kemakam Nabi Muhammad SAW di kota Madinah AL Munawaroh :

Bersabda Rasulullah SAW :
”Tiada salah seorang dari kamu yang mengucapkan salam kepadaku, yakni disisi kuburku melainkan Allah mengembalikan kepadaku ruhku untuk menjawab salamnya itu.”
(HR. Abu Daud).

· Ketika telinga berdengung :

Bersabda Rasulullah SAW :
”Jika telinga salah seorang kamu mendengung, maka hendaklah ia mengingat dan bershalawat kepadaku.”
(HR. Ibnu Sunny)

· Ketika menyebut (mendengar) sebutan nama Rasulullah SAW :

Bersabda Rasulullah SAW :
”Orang yang kikir adalah orang yang tidak mau bershalawat ketika orang menyebut namaku disisinya.”
(HR. Ahmad).

· Setiap mengadakan majlis :

Rasulullah SAW bersabda :
”Tiada duduk suatu kaum didalam suatu majlis, sedang mereka tidak menyebut (mengingat) Allah SWT dan tidak bershalawat untuk Nabinya, melainkan menderita kekuranganlah, maka jika Allah menghendaki niscaya akan mengampuni mereka.”
(HR. Turmudzi dan Abu Daud)

· Ketika berjumpa dengan sahabat dan handaitolan :

Rasulullah SAW bersabda :
”Tiadalah dua orang hamba yang saling cinta mencintai karena Allah, yang berjumpa salah seorang dengan yang lainnya lalu berjabatan tangan dan bershalawat untuk Nabi SAW, melainkan Allah mengampuni dosanya sebelum mereka berpisah, baik yang telah lalu maupun yang akan datang”
(HR. Ibnu Sunny).

Saudaraku, itulah antara lain tempat-tempat dan waktu-waktu untuk bershalawat sesuai menurut keterangan Hadist-hadist Rasulullah SAW.
Sekarang beralih kita kepada dalil-dalil yang memerintahkan dan menganjurkan kita untuk bershalawat atas Nabi SAW dan Fadhilah-fadhilahnya sebagaimana yang termaktub didalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadist – Hadist Rasulullah SAW seperti yang tersebut dibawah ini :

· Firman Allah SWT :
”Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS. Al-Ahzab : 56)

· Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai oleh nya dari pada ia mencintai anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya.”
(HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasai dan Ibnu Majah dari Anas ra.)

· Nabi SAW bersabda :
”Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada dirinya dan ahliku lebih dicintai olehnya daripada ahlinya dan anak cucuku lebih dicintai olehnya daripada anak cucunya dan keturunanku lebih dicintai olehnya daripada ia mencintai keturunannya.”
(HR. Thabrani dan Baihaqi dari Abdurahman bin Abi Laila dari bapaknya ra.).

· Bersabda Nabi SAW :
”Setiap do’a adalah terhalang sehingga bershalawat atas Nabi SAW.”
(HR. Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus dari Anas ra dan diriwayatkan juga oleh Al-Baihaqi dari Ali ra dengan Mauquf).

· Bersabda Nabi SAW :
”Bahwasanya seutama-utama manusia (orang yang terdekat) dengan aku pada hari kiamat adalah mereka yang lebih banyak bershalawat kepadaku.”
(HR. An-Nasai dan Ibnu Hibban dari Ibnu Mas’ud ra).

· Bersabda Nabi SAW :
”Siapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Allah SWT bershalawat kepada nya sepuluh kali shalawat dan Allah menghapus sepuluh kesalahan dan mengangkat sepuluh derajat kepadanya.”
(HR. Ahmad, Nasai dan Al-Hakim dari Anas ra.).

· Bersabda Nabi SAW :
”Tiada dari seseorang yang mengucapkan salam kepadaku melainkan Allah menerima ruhku sehingga aku menjawab salam padanya.”
(HR. Abu Daud dari Abu Hurairah ra).

· Rasulullah SAW bersabda :
”Siapa yang bershalawat kepadaku pada waktu pagi sepuluh kali dan pada waktu petang sepuluh kali maka ia akan memperoleh syafaatku pada hari kiamat”.
(HR. Thabrani dari Abu Darda ra).

· Rasulullah SAW bersabda :
”Barang siapa bershalawat kepadaku dalam sehari seratus kali maka Allah mendatangkan baginya seratus hajat yang tujuh puluh untuk akhiratnya dan yang tiga puluh untuk dunianya”.
(HR. Ibnu Najar dari Jabir ra).

· Rasulullah SAW bersabda :
”Siapa yang bershalawat kepadaku dalam sehari seribu kali maka ia tak akan mati sehingga ia digembirakan dengan Syorga.”
(HR. Abusy-Syaikh dari Anas ra).

· Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Bershalawatlah atas para Nabi Allah dan utusan-Nya sebagaimana kamu semua bershalawat kepadaku, sebab mereka itu semua diutus sebagaimana aku diutus.”
(HR. Ahmad dan Al-Khatib dari Abu Hurairah ra.)

· Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada setiap hari Jum’at, sebab shalawat umatku dipintakan kepadaku setiap hari Jum’at. Maka siapa yang paling banyak shalawatnya kepadaku dari mereka maka ia orang yang terdekat dari mereka kepadaku akan tingkatannya.”
(HR. Baihaqi dari Abu Umamah ra.)

· Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Siapa bershalawat kepadaku dihari Jum’at seratus kali maka ia datang dihari kiamat dengan cahaya, andaikata dibagi antara makhluk semuanya maka cahaya itu akan memenuhinya.
(HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dari Ali bin Husain dari ayahnya dari kakeknya ra.)

· Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Dimana saja kamu berada maka bershalawatlah kepadaku, sebab shalawatmu itu akan sampai kepadaku.”
(HR. At-Thabrani dari Al Husain bin Ali ra.)

· Nabi SAW bersabda :
”Kehidupanku adalah lebih baik bagi kamu, kamu semua diceritakan dan ia diceritakan kepadamu. Maka jika saya telah mati, maka kematianKu itu lebih baik bagi kamu yang diperintahkan kepadaku amal-amal kamu, jika saya melihat baik maka saya memuji kepada Allah , dan jika saya melihat jelek maka saya memohonkan ampun kepadamu.”
(HR. Ibnu Sa’d dari Bakar bin Abdillah ra. Mursal.)

· Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Siapa bershalawat kepadaku disisi kuburku maka saya mendengarnya, siapa bershalawat kepadaku dari jauh maka shalawat itu diserahkan oleh seorang Malaikat yang menyampaikan kepadaku dan ia dicukupi urusan keduniaan dan keakhiratannya dan aku sebagai saksi dan pembela baginya.”
(HR. Baihaqi dan Al-Khatib dari Abu Hurairah ra.)

· Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Siapa bershalawat kepadaku pada hari Jum’at dua ratus shalawat, maka diampuni baginya dosa dua ratus tahun.”
(HR. Ad-Dailami dari Abu Dzar ra)

· Rasulullah SAW bersabda :
”Siapa berziarah kekuburku maka baginya wajib menerima syafa’atku.”
(HR. Ibnu Adi dan Al-Baihaqi dari Ibnu Umar ra.)

· Bersabda Rasulullah SAW :
”Siapa yang ketika mendengar panggilan adzan membaca :
Allahumma Rabba Hadzihid Da’watit Taammati wash shalaatil qoimati Muhammadanil washilata Wal Fadhilata Wab’atshu maqoman mahmudanil ladzi wa’adtahu.
Ya Allah , Tuhan seruan yang sempurna ini dan shalat yang berdiri, berilah kepada Nabi Muhammad SAW wasilah dan keutamaan dan bangkitkanlah ia pada tempat yang terpuji yang Engkau telah menjanjikannya.
Maka wajib baginya Syafa’atku pada hari kiamat.”
(HR. Ahmad, Bukhari, Abu Daud, Turmudzi dan Ibnu Majah dari Jabir ra.)

· Rasulullah SAW bersabda :
”Dimana seorang muslim tidak mempunyai sedekah, maka ucapkanlah dalam do’anya : Allahumma Shalli ’Alaa Muhammadin ’Abdika warasulika washalli ’alal mu-minina wal mu’minati wal muslimina wal muslimati.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad seorang hamba dan utusan-Mu dan limpahkanlah rahmat atas orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan dan orang-orang Islam laki-laki dan perempuan.
Sebab hal itu (bacaan itu) baginya merupakan zakat.”
(HR. Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Abi Sa’id ra.)

Saudaraku sesama muslim,
Demikian antara lain dalil-dalil ayat Al-Qur’an dan Hadist-Hadist Rasulullah SAW yang berkenaan dengan perintah serta anjuran bershalawat atas Junjungan kita, Nabi Muhammad SAW dan Fadhilah-fadhilahnya. Sekarang sampailah kita pada Bab terakhir dari artikel ini yaitu setentang lafadh – lafadh shalawat. Perkenankan penulis manyampaikan sedikit (beberapa shalawat) lengkap dengan fadhilahnya. Lafadh-lafadh shalawat Nabi yang kami (penulis) susun ini adalah merupakan lafadh-lafadh shalawat yang telah diajarkan dari Nabi SAW, dari Sahabat dan dari para Ulama ahlul hak dan ahlul ma’rifat seperti berikut :

· Shalawat agar dosa mendapat ampunan :

Dari Anas Malik ra dari Rasulullah SAW:
”Allahumma Shalli ’alaa Sayyidinaa Muhammadin Wa’alaa Aalihi Wasallim.”

* Adapun Fadhilahnya :
”Siapa membaca Shalawat ini dengan berdiri maka diampuni dosanya sebelum duduk dan jika dibaca ketika duduk maka diampuni dosanya sebelum berdiri.”

· Shalawat untuk menghilangkan kesusahan dan kesukaran (kegundahan hati, dan lain-lain). Bagi yang mengalaminya (untuk menghilangkannya) dianjurkan untuk membaca shalawat ini sebanyak-banyaknya.

”Allahumma Shali Wasallim Wabaarik ’alaa Sayyidina Muhammadin Wa’alaa aali Sayyidina Muhammad.”

· Shalawat pembuka pintu Rahmat dan ditanamkan Allah kecintaan dalam hati umat manusia.

”Shallallahu ’alaa Muhammad.”

* Adapun Fadhilahnya : Iman Sya’rani berkata :
”Nabi SAW bersabda :
Barang siapa membaca Shalawat ini berarti ia telah membukakan bagi dirinya tujuh puluh pintu rahmat, dan ditanamkan Allah kecintaan kepada dirinya dalam hati umat manusia.”

- Diceritakan bahwa, seorang penduduk negeri Syam datang menghadap Rasulullah SAW seraya berkata :
”Ya Rasulullah, ayahku sudah sangat tua, namun beliau ingin sekali melihat Tuan.”

Rasulullah SAW menjawab :
”Bawa dia kemari.”

Orang itu berkata :
”Ia buta, tidak bisa melihat.”

Maka Rasulullah SAW bersabda :
”Katakanlah kepadanya supaya ia mengucapkan Shallallaahu ’Alaa Muhammad selama tujuh minggu tiap-tiap malam.
Maka ia akan melihatku dalam mimpi dan meriwayatkan hadist dariku.”

Anjuran Rasulullah SAW itu dituruti oleh orang tersebut dan benar, tenyata ia bisa bermimpi melihat Rasulullah SAW serta meriwayatkan hadist dari beliau.

· Shalawat menghapus dosa 80 (delapan puluh) tahun :

”Allahumma shalli ’alaa Muhammadin ’Abdika wa nabiyyikan nabiyyil ummiy”

* Fadhilahnya :
Iman AL-Ghazali didalam kitab Ihya’ mengatakan, Rasulullah SAW bersabda : ”Barangsiapa mengucapkan shalawat atasku pada malam Jum’at sebanyak 80 (delapan puluh) kali, Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun.”

Kemudian ditanyakan :
”Ya Rasulullah, bagaimana cara memberi shalawat kepadamu itu ?”

Rasulullah SAW menajawab :
”Allahumma Shalli ’Alaa Muhammad Abdika wa Nabiyyika Nabiyyil Ummiyyi.”

Dan diriwayatkan bahwa, barangsiapa membacanya setiap hari dan malam sebanyak 500 (lima ratus) kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Nabi dalam keadaan sadar.

· Shalawat untuk mendapatkan Syafa’at Nabi SAW :
”Allahumma shalli ’alaa Muhammadin wa anzilhul munzalalmuqarraba minka yaumal qiyaamah.”

* Fadhilahnya :
Shalawat ini dikemukakan oleh aL-Thabarany, Ahmad, al-Bazzar dan Ibnu Ashim dari Sahabat Ruwaifi’ bin Tsabit al-Anshary, Rasulullah SAW bersabda : ”Barangsiapa mengucapkan shalawat atasku dengan shalawat ini maka ia berhak mendapat Syafaatku.”

· Shalawat dapat bermimpi bertemu Nabi, mendapat Syafaat dan akan minum air dari telaga Nabi SAW :

”Allahumma shalli ’alaa ruuhi Muhammadin Fil-arwah. Wa ’alaa jasadihi Fil-Jasaad. Wa’alaa qabrihi Fil-Qubur.”

* Fadhilahnya :
Iman Sya’rany berkata :
Nabi SAW telah bersabda :
”Barangsiapa mengucapkan shalawat atasku dengan cara yang dikemukakan dalam shalawat ini, maka ia akan melihatku didalam mimpi, barangsiapa melihatku didalam mimpinya maka ia akan melihatku dihari kiamat. Barangsiapa melihatku dihari kiamat maka aku akan memberinya syafaat, dan barangsiapa yang aku beri syafaat niscaya ia akan meminum dari telagaku dan diharamkan Allah jasadnya dari api neraka.”

· Shalawat menghilangkan segala kesusahan dan penyakit :

”Allahumma shalli a’laa sayyidinaa Muhammadin habibil mahbuubi syafil ’ilali wamufarrijil kurabi.”

* Fadhilahnya :
Sebagian ulama ahli ma’rifah mengatakan, bahwa faedah shalawat ini adalah untuk menghilangkan segala kesusahan.

· Shalawat mohon rezeki yang luas dan akhlak yang baik :

”Allahumma shalli ’alaa Sayyidina Muhammadin Shalatan Tuwassi’ubihaa ’alainal arzaka Wa Tuhassinu bihaa lanal akhlaqo wa ’alaa aalihi washahbihi wasallim.”

* Fadhilahnya : Shalawat ini dinamakan shalawat tausi’ul arzaaq watahsiul akhlaq. Adapun fadhilahnya dan khasiatnya jika dibaca terus menerus niscaya diluaskan rezekinya dan diberi akhlak yang baik. Cara mengamalkannya adalah dibaca setiap selesai shalat fardhu sebanyak 11 (sebelas) kali.

· Shalawat mohon husnul khatimah :

”Allahumma shalli wasalim ’alaa sayyidina Muhammadin wa’alaa alihi washahbihi bi’adadi ma jaraa bihil qalam.”

* Fadhilahnya :
Jika dibaca 10 (sepuluh) kali setiap selesai sholat maghrib, maka dapat memberi faedah menjadi husnul khotimah (yakni mati dengan kesudahan yang baik) dengan membawa iman.

· Shalawat untuk melapangkan kesempitan (kesusahan) :

”Allahumma shalli wasalim ’alaa sayyidina Muhammadin qad dlaaqat hilattii adriknii ya Rasulullahi.”

* Fadhilahnya : Shalawat ini diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada seorang mufti negeri Syam bernama Hamid Affandi Al ’Imadi didalam mimpinya. Rasulullah SAW telah bersabda : ”Jika seseorang membaca shalawat ini, maka Allah akan melapangkan kesempitannya (kesusahannya)”.

Dalam hal ini tidak sedikit orang-orang shaleh yang membuktikannya dan sama berhasil berkah membaca shalawat ini.

· Shalawat untuk berjumpa Nabi dikala mimpi :

”Allahumma shalli wasallim ’alaa sayyidina muhammadin wa’alaa aali Sayyidina muhammad Fikulli lamhatin wanafsin bi’adadi kulli ma’lumin laka.”

* Fadhilahnya : Shalawat ini mempunyai keutamaan dan kelebihan yang besar yaitu jika dibaca insya Allah dapat berjumpa dengan Rasulullah didalam mimpi.

· Shalawat Penolak Penyakit dan Wabah :

“Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammadin wa’alaa aali sayyidina Muhammadin Shalatan tadfa’u bihaa ‘annaththa’na wath-tha’uuna. Yaa amruhuu idzaa araada syai-an an yaquula lahu kun fayakun.”

* Fadhilahnya :
Shalawat ini adalah untuk menolak penyakit dan wabah.
Dianjurkan membacanya sebanyak-banyaknya ketika banyak terdapat orang yang menderita sakit dan orang mati.

· Satu Shalawat sama dengan 100.000 Shalawat.

Allahumma Shalli wasallim wabaarik ‘alaa Sayyidina Muhammadin nuridzdzati was sirris saarii fii jami’il asmaa-i wash shifaati.”

* Fadhilahnya :
Lafadh Shalawat ini dari Iman Syadzili rhm dimana satu shalawat sama dengan 100.000 (seratus ribu) shalawat.
Dan Fadhilahnya adalah untuk menghilangkan segala kesusahan (kesedihan, kesempitan, kesukaran).

· Shalawat mohon terhindar dari bahaya dan mohon rezeki yang mudah :

“Allahumma shalli ‘alaa Nuuril anwari wa sirril asraari wa tiryaaqil aghyaari wa miftaahi baabil yasaari Sayyidina wa maulana Muhammadinil mukhtar wa aalihil ath-haar wa ash habilil akhyar ‘adada ni’amillahi wa ifdhalihi.”

* Fadhilahnya :
Jika shalawat ini dibaca setiap seusai shalat fardhu, maka niscaya akan terhindar dari segala marabahaya dan memperoleh rezeki dengan mudah. Shalawat ini adalah shalawat Wali Kutub Ahmad AL-Badawi, manjur untuk mendatangkan segala hajat, cahaya dan rahasia rezeki lahir bathin dan agar dibaca sehari dan malamnya sebanyak 100 (seratus) kali.

· Shalawat mohon kesehatan Jasmani dan Rohani (hati) :

“Allahumma Shalli ‘alaa Sayyidina Muhammadin Thibbilqulubi wa dawaa ihaa wa shihhatil abdaani wa’aafi yatimaa. Wa nuuril abshaari wa dhiyaa ihaa wa qutil ajsaadi wal-arwahi wa ghidaa ihaa wa’alaa alihi washabihii wa sallim.”



* Fadhilahnya : Untuk memperoleh kesehatan Jasmani dan Rohani perbanyak dan biasakanlah membaca shalawat ini.

· Shalawat Nariyah (Kamilah, Tafrijiyah)

“Allahumma shalli shalaatan kamilatan wa saliim salaaman taamman ‘alla Sayyidinaa Muhammadinilladzii tanhallu Bihil uqadu watan fariju Bihilkurabu wa Tuqddlaa bihil hawaa – iju wa tunaalu bihirragharibu wa husnul khawaatini wa yustasqal ghamaamu biwajihil kariim. Wa’alaa aalihii wa shahbihii fi kulli lamhatin wanafasin bi’adadi kulli ma’luumin laka. Yaa Robbal ‘allamiina.”

* Fadhilahnya :
Shalawat ini sangat besar manfaatnya bagi yang mengamalkan membacanya dengan cara yang telah ditentukan.
Yaitu :
Bagi yang mempunyai hajat besar atau hajat yang kecil agar tercapai secara gilang gemilang (sukses) maka bacalah shalawat ini sebanyak 4444 kali.
Untuk melapangkan kesempitan, untuk menghasilkan segala hajat dunia dan akhirat, dan untuk menghasilkan urusan yang disenangi maupun urusan yang dibenci.

· Bersabda Nabi Muhammad SAW :
“Bershalawatlah kamu semua kepadaku dan pergiatlah dalam do’a,
bacalah :
Allahumma shalli alaa muhammad wa ‘alaa aali Muhammad Kama shalaita ‘alaa Ibrahiima wa aali Ibrahima innaka Hamiidun majid allaahumma baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa Barakta ‘alaa Ibrahima wa aali Ibrahima innaka hamiidun majid.”
* Ket.: Hadist setentang shalawat in, diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan An-Nasa’I dari Ka’ab bin ‘Ajarah ra.

· Shalawat mohon ketabahan jiwa dan raga:

“Allahuma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin inmuridz daztiyyi wassirrissarii fil saa iril asmaa-I washshifaati wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wasallim.”

* Fadhilahnya :
Jika shalawat ini benar-benar diamalkan membacanya, niscaya akan memperoleh ketabahan jiwa dan raga.

· Shalawat Sa’adah (kebahagiaan) :

“Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin ‘adada maa fii-ilmillaahi shalaatan daaimatan bidawami mulkillaahi.”.

* Fadhilahnya :
Menurut Al-‘Arief As-Shawi didalam keterangannya Imam Dardiri dan Ahmad Dahlan, yaitu membaca shalawat kebahagiaan sekali sama kedudukannya demgam 600.000 (enam ratus ribu) shalawat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar